FINANCIAL PLANNING

22 Februari 2023 13:53 Di tulis oleh Admin Khazanah Islam FINANCIAL PLANNING

Penulis : Iim Koyimah, S.E

Editor : Mohammad Robby Rodhiya

Dalam mencapai suatu tujuan, tentu ada rencana yang perlu disiapkan, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya ketika kita akan pergi bekerja dan harus sampai di kantor tepat pukul Tujuh pagi karena ada rapat, tentunya kita harus bangun sebelum pukul Tujuh pagi, dengan memulai aktifitas ibadah, mandi, sarapan dan mempersiapkan laptop, buku atau berkas yang harus dibawa ke kantor. Mungkin tanpa perencanaan bisa saja lupa untuk membawa berkas yang sangat penting ke kantor, padahal berkas tersebut merupakan bahan untuk presentasi saat rapat dan jika hal itu terjadi maka akan menunda rapat.

Begitupula dengan perencanaan keuangan, sudah tentu harus disiapkan. Perencanaan keuangan terdengar seperti hal yang rumit, padahal sebagian dari praktik perencanaan sudah kita lakukan setiap bulan, hanya saja tidak semua orang melakukan perencanaan keuangan dengan baik. Perencanaan keuangan adalah seni dalam mengelola keuangan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan yang efektif, efisien dan bermanfaat. Perencanaan keuangan itu diibaratkan seperti peta yang akan memandu kita dalam mencapai tujuan-tujuan keuangan, seperti yang dilakukan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim

Imam muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahu anhu, Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda “….maka aku sesungguhnya memperhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini lalu aku bersedekah dengan 1/3 nya, dan aku makan beserta keluargaku dengan 1/3 nya lagi, kemudian aku kembalikan lagi 1/3 nya untuk menanam kembali….” (HR. Ahmad 2/296 No. 7928 dan Muslim 8/22,0223)

Dari hadits tersebut Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan tuntunan kepada kita untuk melakukan perencanaan keuangan, hal ini agar memudahkan kita untuk mengatur dan mengontrol pengeluaran yang kita lakukan, sehingga uang atau harta yang kita peroleh tidak habis begitu saja. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam perencanaan keuangan.

1.        Menentukan Sumber Pendapatan/Income

Sebelum mengelola keuangan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan sumber pendapatan. Dalam Islam sumber pendapatan sudah diatur dan jelas harus diperoleh dengan cara yang baik agar rezeki yang didapatkan halal, salah satu Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mewajibkan kita untuk memperoleh harta dengan cara yang baik terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 172

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah” (Qs. Al-Baqarah: 172)

Islam mengatur bukan hanya dari halalnya dzat makanan saja, akan tetapi cara memperoleh harta atau pendapatan juga harus dengan cara yang halal. Pendapatan dapat dibagi menjadi dua tipe, yakni pendapatan yang diperoleh rutin dan tidak rutin. Pendapatan rutin merupakan dana atau harta yang pasti diperoleh setiap bulannya dan umumnya jumlahnya tetap, contohnya seperti gaji, hasil sewa dan yang lainnya. Adapun pendapatan tidak rutin merupakan pendapatan yang hanya diterima pada waktu tertentu saja dan umumnya jumlahnya tidak tetap, seperti bonus, THR, keuntungan usaha dan lainnya.

2.      Menyusun Anggaran/Budgeting

Tahapan perencanaan keuangan yang cukup penting adalah menyusun anggaran/budgeting. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun untuk seluruh kebutuhan dan memenuhi rencana di masa yang akan datang. Tahapan ini merupakan inti dari pengelolaan keuangan, anggaran yang baik itu ketika jumlah pemasukan sama atau lebih besar dari pengeluaran. Presentase dalam mengatur anggaran keuangan itu tidak ada aturan baku, jadi sifatnya subjektif dan fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan keuangan individu.

Lalu apa sih pentingnya dan manfaat membuat anggaran ? mungkin itu yang menjadi pertanyaan dalam benak kita.

 

(tulisan highligh besar) “Nah pentingnya membuat anggaran itu adalah agar kita mampu mengendalikan arus pemasukan dan pengeluaran, dimana kita bisa memprioritaskan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.”

 

Adapun manfaat dari membuat anggaran yaitu:

a.     Dapat melihat detail arus keluar dan masuknya keuangan, sehingga kita mampu menganalisis pos anggaran mana yang paling besar diantara pos-pos yang lain dan dapat dievaluasi apabila melebihi pos pengeluaran yang telah ditentukan.

b.     Anggaran yang dibuat itu akan menjadi acuan dalam mengelola uang, sehingga kita terkontrol dalam mengeluarkan uang yang sudah dibagi-bagi posnya dan itu akan memudahkan kita dalam mencapai tujuan keuangan.

c.      Anggaran itu sebagai alat untuk menghindarkan kita dari perilaku boros, jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang, maksudnya pengeluaran kita lebih besar daripada pemasukan yang diterima.

d.     Anggaran juga merupakan pengingat untuk pengeluaran, maksudnya ada beberapa pos yang harus dikeluarkan khususnya kewajiban zakat, bayar cicilan, bayar sewa rumah, bayar biaya pendidikan dan lainnya

Membuat anggaran artinya memprioritaskan pengeluaran, “Budgeting has only one rule: Do not go over budget” (Leslie Tawnie)

3.      Dana Darurat/Emergency Fund

Tahap ini masih berkaitan dengan merencanakan anggaran, dana darurat merupakan dana yang dicadangkan dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya darurat atau mendadak. Misalnya mengganti perlengkapan rumah tangga yang tiba-tiba rusak, seperti mesin cuci yang tidak berfungsi karena harus ganti sparepart atau memperbaiki kendaraan yang tiba-tiba rusak.

Apabila pos anggaran dana darurat tidak dialokasikan, maka itu akan menjadi beban tambahan pada pos anggaran yang lain dan mengurangi pos anggaran yang sudah ditentukan. Lalu berapa sih idelanya dana darurat yang dibutuhkan ?

Setiap individu atau keluarga pasti memiliki kebutuhan yang berbeda, pun demikian dengan dana darurat yang besaranya tergantung pada jumlah anggota keluarga dan kondisi keuangan keluarga. Adapun jumlah dana darurat yang dibutuhkan berdasarkan statusnya dapat dikategorikan sebagai berikut:

a.     Dana darurat yang dibutuhkan bagi seseorang yang masih lajang/single itu enam kali pengeluaran bulanan

b.     Dana darurat bagi keluarga kecil yang beluym memiliki anak itu Sembilan kali pengeluaran bulanan

c.      Dana darurat bagi keluarga besar yang sudah memiliki anak itu 10 kali pengeluaran bulanan

Nah selain itu benefit dari dana darurat itu agar terhindar dari lilitan utang dan memberikan ketenangan karena jauh dari kejaran utang

4.      Manajemen Risiko/Risk Management

Semakin bertambahanya usia maka semakin banyak tanggung jawab yang dipikul, terlebih jika sudah berkeluarga. Jika sudah berkeluarga tanggung jawab bukan hanya terhadap diri sendiri tetapi juga terhadap orang lain. Misalnya orang tua, suami atau istri sampai anak yang setiap hari dihadapkan pada resiko kehidupan.

Adapun dalam manajemen risiko yang bisa dilakukan yaitu dengan memiliki asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis atau asuransi jiwa. Memiliki asuransi sama dengan kita menyiapkan payung sebelum hujan, artinya dengan memiliki asuransi kita mempersiapkan diri dengan resiko yang akan datang menghampiri. Jenis asuransi jiwa menjadi prioritas utama bagi yang sudah berkeluarga, tapi tak salah jika selagi muda atau masih berstatus lajang memiliki asuransi jiwa.

 

5.      Menabung dan Berinvestasi/Saving and Invest

Setiap individu pasti memiliki kebutuhan dan keinginan, akan tetapi dalam kehidupan semua itu tidak dapat dipenuhi dengan hanya mengandalkan pendapatan bulanan/rutin. Inflasi yang terjadi juga dapat membuat nilai uang turun, sehingga harga-harga akan semakin meningkat. Meningkatnya harga kebutuhan belum tentu sebanding dengan meningkatnya pendapatan dan sebaiknya pendapatan setiap bulan tidak dihabiskan untuk hal yang konsumtif saja.

Lalu bagaimana menyikapi hal seperti ini ? menabung dan berinvestasi merupakan solusi yang bisa membantu kita dalam mencapai tujuan keuangan, agar dana yang dimiliki dapat berkembang seiring waktu. Ada beberapa pilihan untuk mengembangkan keuangan, diantaranya dengan berinvestasi melalui saham, reksadana, investasi properti dan yang lainnya. Namun sebelum terjun investasi, kita harus mengenal terlebih dahulu produk-produk investasi dan ilmunya, agar terhindar dari investasi yang tidak halal dan investasi bodong yang menjanjikan keuntungan tidak realistis dalam sekejap.

Umumnya ada dua jenis aset investasi, yaitu aset nyata (real asset) dan aset kertas (paper asset). Aset nyata wujudnya berupa benda-benda seperti ruko, kontrakan, kos-kosan, tanah, logam mulia dan lainnya. Sementara aset kertas berupa aset yang dibungkus dalam kertas seperti saham, reksadana, obligasi, deposito dan lainnya. Nah selain itu pastikan terlebih dahulu kita mengenal produk investasi yang akan digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan kita.

 

6.      Dana Pensiun/Pension Fund

Dana pensiun atau dana hari tua, yups mungkin tidak asing dengan istilah dana pensiun. Dana pensiun menurut KBBI merupakan dana yang diperoleh dari iuran tetap para peserta yang ditambah dengan penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak mendapatkan perolehan bagian keuntungan setelah pensiun. Nah dana pensiun ini merupakan dana yang dikumpulkan seseorang sejak masa produktif, usia produktif berkisar dari usia 15 tahun sampai 64 tahun dan dana ini digunakan setelah seseorang pensiun. Artinya pensiun ini masa tugasnya sudah selesai.

Memangnya dana pensiun itu penting ya ? tentu, dana pensiun ini adalah dana yang penting kita siapkan, semakin lebih awal kita mempersiapkan dana pensiun maka semakin baik. Nah berbicara tentang perencanaan dana pensiun, hal mendasarnya yaitu menghitung besaran dana yang diperlukan untuk masa pensiun ?. sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengeluaran saat ini, lalu kita lakukan penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan dibagi empat yaitu:

a.     Pengeluaran yang dikurangi, mungkin pada saat masih muda pengeluaran kita untuk nongkrong atau sekedar ngopi itu bisa mencapai Rp. 700.000 per bulan, setelah masa tua bisa saja aktifitas kita nongkrong itu berkurang karena teman nongkrong sudah berkurang atau kondisi fisik kita jika terkena angin malam rentan sakit, maka pada hari tua anggaran untuk nongkrong dikurangi jadi Rp. 200.000 per bulan.

b.     Pengeluaran yang ditambah, semakin bertambahnya usia kondisi tubuh kita akan mengalami penurunan daya, bisa saja daya ingat menurun, daya tahan tubuh menurun yang mengharuskan kita membeli vitamin.

c.      Pengeluaran yang ditiadakan, saat muda kebanyakan akan fokus mencari uang, bisnis dan lainnya, sementara saat sudah tua kita mempunyai hobi baru untuk menghilangkan rasa jenuh yang ditekuni seperti memancing, merajut dan lainnya

d.     Pengeluaran yang dihilangkan, saat masa produktif mungkin kita akan fokus membiayai kebutuhan pendidikan anak, makan anak, tetapi setelah tua biaya pendidikan anak sudah tidak ada

Selain itu dalam menghitung dana pensiun ada faktor lain yang harus diperhatikan yaitu faktor inflasi, di Indonesia setiap tahun rata-rata mengalami inflasi yang akan mempengaruhi besaran kenaikan biaya hidup.

Nah, itulah sebagian tahapan perecanaan keuangan yang bisa kita lakukan untuk memudahkan kita mengontrol dan mengendalikan pengeluaran. Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang gender, usia dan besaran pendapatan. Justru dengan melakukan perencanaan keuangan sejak dini akan memberikan kebiasaan positif dan membantu kita mencapai tujuan-tujuan keuangan yang diinginkan, diantaranya untuk mencapai financial freedom dan memutus generasi sandwicth.