SEJARAH PERINGATAN HARI KARTINI PAHLAWAN YANG MENGUBAH POLA PIKIR WANITA INDONESIA

21 April 2023 08:24 Di tulis oleh Admin BERITA KAMI SEJARAH PERINGATAN HARI KARTINI  PAHLAWAN YANG MENGUBAH POLA PIKIR WANITA INDONESIA

Ditulis Oleh: Siti Muna

Lembang – Hari Kartini pada tahun 2023 ini jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023. Peringatan Hari Kartini ini bertujuan untuk memperingati hari lahir salah seorang pahlawan nasional wanita. Memperingati hari Kartini ini dimulai sejak adanya Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Keputusan tersebut menetapkan Kartini sebagai salah satu Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Pemilihan tanggal 21 April ini, disesuaikan dengan tanggal lahir Kartini.

Kartini merupakan seorang putri dari pasangan seorang bangsawan bernama Raden Mas Sosroningrat dan Ibunya Mas Ajeng Ngasirah. Kartini lahir di Kota Jepara Jawa Tengah pada 21 April 1879. Kartini kecil mulai menjalankan pendidikan setara Sekolah Dasar di Europesche Lagere School (ELS), sekolah Belanda yang hanya memperbolehkan pribumi bersekolah jika keturunan bangsawan. Namun, ketika akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, Kartini tidak diizinkan oleh sang ayah. Ayahnya menyuruh Kartini untuk menikah, namun pada saat itu Kartini menolak, kemudia ia banyak menghabiskan waktu di rumahnya.

Selama diam di rumah, Kartini banyak membaca buku dan bertanya kepada Ayahnya. Kartini remaja mulai tertarik dengan pola berpikir wanita Eropa (Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia. Atas ketertarikannya itu, Kartini memiliki tekad kuat untuk memajukan wanita-wanita Indonesia, bahwa wanita Indonesia bisa mendapatkan ilmu yang baik.

Kartini pada saat itu sempat menulis surat kepada Mr. J. H. Abendanon dan memohon agar diberikan beasiswa untuk bersekolah di Belanda. Namun kembali, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena harus menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Selama menjalani kehidupan pernikahannya, Kartini diberikan izin oleh suaminya untuk membuka sekolah wanita disebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang, atau sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Kartini melahirkan seorang anak pada tanggal 13 September 1904 yang kemudian diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Namun tidak lama setelah Kartini melahirkan, tepatnya pada tanggal 17 September 1904 pada usianya yang masih 25 tahun, Kartini menghembuskan nafas terakhirnya.

Setelah Kartini wafat, Mr. J. H. Abendanon mengumpulkan surat-surat yang pernah dikirm Kartini kepadanya, lalu dibukukanlah dan diberi judul Door Duisternis Tot Licht” atau dalam bahasa Indonesia yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Kartini adalah sosok pejuang wanita yang memerdekakan pikiran wanita Indonesia pada saat itu. Mungkin, Kartini bukanlah sosok pahlwan yang berjuang langsung di medan perang melawan para penjajah, namun dari keteguhan dan kecerdasannya, Kartini mampu mengubah pola pikir wanita Indonesia, yang tentunya memiliki pengaruh besar bagi wanita-wanita Indonesia hingga masa kini.